Fosil yang diberi nama megapiranha paranensis ini sebelumnya tidak diketahui sebagai fosil yang menghubungkan evolusi kesenjangan antara ikan pemakan daging dan pemakan tanaman.
“Dalam piranha modern, gigi tersebut diatur dalam satu file,” kata Wasila Dahdul, ilmuwan National Evolutionary Synthesis Center, Carolina Utara.
Fosil ini menunjukkan pola gigi baris selang-seling. Hal ini menunjukkan bahwa dua baris gigi dikompresi untuk membentuk satu baris dalam piranha. “Ini hampir mirip gigi yang bermigrasi dari kedua baris ke baris pertama,” kata John Lundberg, kurator di Akademi Ilmu Pengetahuan Alam di Philadelphia.
Jika analisa ini benar, megapiranha merupakan proses panjang yang menghasilkan piranha dari gigitan khusus. Pada awalnya fosil megapiranha dikumpulkan di tepi sungai jurang di timur laut Argentina pada awal 1900-an. Namun, fosil tersebut sempat terlupakan hingga paleontologis Alberto Cione dari Museum La Plata Argentina kembali menunjukkan sebuah rahang atas fosil dengan tiga gigi besar yang luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar